Anda belum login :: 17 Feb 2025 08:17 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Kebutuhan dan Struktur Kelembagaan Rantai Pasok Buah Manggis Studi Kasus Rantai Pasok di Kabupaten Bogor
Oleh:
Astuti, Retno
;
Marimin
;
Poerwanto, Roedhy
;
Machfud
;
Arkeman, Yandra
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi:
International Research Journal of Business Studies vol. 3 no. 1 (2010)
,
page 99-115.
Topik:
Rantai Pasok Baru
;
Kebutuhan Rantai Pasok
;
Struktur Kelembagaan
;
Interpretive Structural Modeling (ISM)
Fulltext:
65-169-1-PB.pdf
(700.09KB)
Isi artikel
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is the highly demanded fruit for export commodity from Indonesia. The biggest mangosteen production center in Indonesia is West Java Province that includes Purwakarta, Subang, Bogor, and Tasikmalaya contributing 90% of mangosteen production in West Java Province and 29% of national mangosteen production. The activities of mangosteen production in West Java Province have not been efficient yet, so the potential source of the fruit in West Java Province is not efficient enough to compete internationally. In order to have competitive advantages, supply chain management in mangosteen business was initiated in Bogor district in 2007 which integrated processes from receiving raw material to selling finished products. Needs identification and institutional structure in emerging supply chain of mangosteen in Bogor District were necessary to be carried out to improve the efficiency and effectiveness of the chain to achieve its objectives. In running its business processes, the member of the chain will be linked between each other. Supply chain needs will also be linked with each other. In this study, Intepretative Structural Modeling was used to describe the relationship between needs of the chain and relationships among the institutions in the chain. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah yang diekspor dari Indonesia yang permintaannya sangat tinggi. Purwakarta, Subang dan Bogor yang terletak di Provinsi Jawa Barat merupakan sentra produksi buah manggis terbesar di Indonesia yang memberikan kontribusi 90% dari produksi buah manggis di Provinsi Jawa Barat dan 29% dari produksi buah manggis nasional. Kegiatan produksi buah manggis di Provinsi Jawa Barat pada saat ini belum efisien sehingga potensi buah manggis di Provinsi Jawa Barat tidak cukup efisien untuk bersaing secara internasional. Agar buah manggis memiliki keunggulan kompetitif, manajemen rantai pasok buah manggis dibentuk di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 yang merupakan terintegrasi proses bisnis dari penerimaan bahan baku hingga penjualan produk. Identifikasi kebutuhan dan struktur kelembagaan pada rantai pasok buah manggis yang baru terbentuk di Kabupaten Bogor perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasok tersebut mencapai tujuannya. Dalam menjalankan proses bisnisnya, lembaga dalam suatu rantai pasok akan terkait antara satu dengan yang lain. Kebutuhan rantai pasok tersebut juga akan terkait antara satu dengan yang lain. Pada penelitian ini, Intepretative Structural Modeling digunakan untuk menjelaskan hubungan antar kebutuhan dan hubungan antar lembaga tersebut.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)