Teknologi artificial intelligence (AI) telah dan akan terus berkembang pesat. Pemanfaatanya semakin meluas di berbagai sektor industri manufaktur, perdagangan, dan jasa. Perkembangan yang pesat tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa AI akan dapat menggantikan peran karyawan dalam penyelesaian pekerjaan, termasuk di perusahaan jasa konsultan enjiniring. Namun, peningkatan penggunaan AI dalam pekerjaan masih terbatas pada tugas-tugas repetitif, dengan tingkat kepercayaan karyawan yang masih relatif rendah, yang dapat berdampak pada kepuasan kerja mereka. Keberhasilan implementasi AI di perusahaan sangat bergantung pada persepsi dan penerimaan individu karyawan terhadap teknologi AI. Untuk itu pendekatan individu dan organisasi, yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan karyawan dalam proses kerja yang inovatif, menjadi kunci keberhasilan. Penelitian ini meneliti bagaimana persepsi karyawan dan penerimaan penggunaan aplikasi berbasis AI, serta dampaknya terhadap kepuasan kerja pada karyawan perusahaan jasa konsultan enjiniring, dengan menggunakan technology acceptance model (TAM) sebagai faktor pengaruh utama dan perilaku kerja inovatif sebagai mediator. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 197 orang karyawan divisi enjiniring, marketing, dan operasional pada sebuah perusahaan jasa konsultan enjiniring yang berkedudukan di Jakarta. Penelitian menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Model struktural dibentuk berdasarkan hipotesis teoritis dan diuji dengan teknik structural equation modeling (SEM) yang berbasis partial least square (PLS) dengan menggunakan SmartPLS 3. Hasil penelitian mengungkapkan dampak kompleks aplikasi AI terhadap kepuasan kerja, yang bervariasi secara signifikan berdasarkan jenis pekerjaan dan karakteristik individu. Temuan tersebut relatif bertentangan dengan anggapan umum bahwa adopsi AI secara seragam meningkatkan kepuasan kerja. Penelitian ini menemukan hasil yang beragam di mana manfaat dan tantangan AI dipersepsikan berbeda di berbagai bidang pekerjaan, mendasari pentingnya strategi yang disesuaikan untuk mendorong penerimaan AI dan memaksimalkan dampak positifnya terhadap kepuasan kerja karyawan. |