Indonesia mulai memasuki periode aging population dan hal ini ditandai dengan naiknya umur harapan hidup dan jumlah lansia. Lansia sendiri dihadapkan dengan berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun psikis, salah satu di antaranya adalah demensia. Kondisi ini cenderung menimbulkan berbagai macam stigma. Beberapa melihat demensia sebagai bagian dari proses penuaan, sementara ada juga yang mengaitkannya dengan faktor spiritual atau kutukan. Penting untuk menyadari bahwa di balik kondisi demensia, ODD tetap manusia yang memiliki perasaan dan aspek emosionalitas. Hal ini membuat anggota keluarga dan caregiver memegang peran penting dalam memberikan dukungan, dan pengakuan agar ODD memiliki kualitas hidup yang baik. Keterlibatan keluarga terbukti memiliki dampak positif pada gejala perilaku dan psikologis ODD, sementara sikap yang positif terhadap kondisi tersebut menjadi kunci utama. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami sikap anggota keluarga terhadap orang dengan demensia (ODD). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode mixed-methods dengan desain explanatory sequential, melibatkan 32 partisipan berumur minimal 18 tahun yang merupakan keluarga dari ODD yang sudah didiagnosa secara resmi oleh tenaga medis. Metode pengambilan data menggunakan alat ukur Dementia Attitude Scale (DAS) dengan metode purposive sampling dan teknik convenience sampling berbentuk survei dan wawancara. Partisipan dari metode kualitatif berjumlah empat dengan dua partisipan dengan nilai DAS tertinggi dan terendah. Data kuantitatif yang didapatkan akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan data kualitatif akan dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa delapan partisipan memiliki sikap yang cenderung positif terhadap ODD, 21 partisipan memiliki sikap positif terhadap ODD, dan 11 partisipan memiliki sikap netral terhadap ODD. Namun, penelitian kualitatif memberikan gambaran yang lebih kompleks mengenai beberapa pengalaman dibaliknya. Anggota keluarga seringkali mengalami emosi negatif saat mengurus ODD, seperti stres, kesedihan, dan kehilangan, meskipun memiliki sikap positif. Pengetahuan tentang demensia, dukungan emosional, dan mekanisme coping sangat mempengaruhi sikap dan pengalaman anggota keluarga.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kepada lembaga pendamping ODD dan pemerintah agar dapat membuat program edukasi atau bimbingan intensif bagi para anggota keluarga dari ODD sehingga kualitas hidup ODD Indonesia dapat meningkat dan menjadi semakin baik. |