Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:01 WIB
Detail
BukuEfektivitas Workshop Lenong Moderen untuk Toleransi Mahasiswa di Unika Atma Jaya
Bibliografi
Author: Tunjungsari, Laurensia Harini ; Handayani, Penny
Topik: lenong; toleransi; Betawi; pendidikan
Bahasa: (ID )    
Tahun Terbit: 2024    
Jenis: Naskah Karya Ilmiah (NKI) dengan Registrasi Karya Ilmiah (RKI)
Fulltext:
Abstract
Toleransi selalu menjadi hal yang menantang di Jabodetabek mengingat wilayah ini memungkinkan pertemuan antar budaya. Salah satu cara untuk menyebarkan toleransi adalah dengan melalui kesenian asli daerah, yaitu tari Betawi dan lenong. Kesenian dipercaya dapat dimanfaatkan sebagai media pendidikan toleransi karena sifatnya yang santai dan tidak membebani. Di samping itu tari Betawi dan lenong menyampaikan cerita. Sebagai media storytelling, pesan pendidikan dapat disampaikan melalui penokohan. Penari, pemain dan penonton dapat mengidentifikasi diri mereka ke dalam cerita yang tersaji. Potensi penggunaan tari Betawi dan lenong sebagai media penyebar toleransi belum diteliti. Remaja akhir dan emerging adult yang berada di Jabodetabek berpotensi memanfaatkan lenong dan tari Betawi ini sebagai media belajar toleransi, karena mereka dapat dipertemukan dengan pengajar lenong dan tari Betawi. Metode belajar yang dianggap efektif salah satunya adalah pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Dengan mendiskusikan topik toleransi dalam pengerjaan proyek, para remaja akhir dan emerging adult mengeksplisitkan hal-hal yang sebelumnya terpendam (covert). Kemampuan adaptasi di lingkungan kampus diduga dapat memperkuat efek pembelajaran toleransi. Kesukarelaan mahasiswa mengikuti kegiatan pertukaran mahasiswa ke pulau lain, sebagaimana yang diikuti mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4, juga diduga memiliki efek yang lebih kuat dalam pembelajaran toleransi melalui project based learning membuat lenong dan tari Betawi.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah pembelajaran tari Betawi dan lenong memberikan perubahan pada toleransi remaja dan emerging adult terhadap perbedaan suku dan agama. Dengan metode kuasi eksperimental, empat kelompok remaja dan emerging adult dari berbagai institusi pendidikan diberikan pelatihan singkat tentang pembuatan lenong dan tari Betawi serta tentang toleransi. Setelah itu, dengan didampingi fasilitator kelompok yang berperan juga sebagai observer penelitian, keempat kelompok mempersiapkan pementasan lenong secara sederhana. Kuesioner toleransi diberikan sebagai pre dan posttest. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam toleransi mahasiswa sebelum dan sesudah workshop lenong moderen. Hal ini dapat dipahami karena mahasiswa sudah banyak terpapar dengan budaya yang berbeda dan terbiasa bertoleransi sebelum mengikuti workshop ini. Dengan demikian workshop ini hanya berfungsi menjadi sarana mengekspresikan pemikiran dan perasaan mereka terkait situasi-situasi yang membutuhkan sikap toleransi, tapi tidak mengubah pikiran dan perasaan mereka.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.21875 second(s)