Hampir setiap individu mengalami kelelahan dan kejenuhan dalam aktivitas kerja sehari-hari atau kegiatan rutin lainnya. Kejenuhan dan kelelahan yang seringkali dialami merupakan indikasi gejala burnout. Dampak burnout biasanya diawali dengan rasa lelah dan kurang bergairah melakukan aktivitas, seakan-akan bagaikan pelita yang meredup. Pada umumnya gejala tersebut terbentuk secara bertahap dan kumulatif. Fenomena awal yang dialami biasanya tidak begitu disadari karena ada unsur lain yang dapat mereduksi gejala tersebut. Berjalannya waktu lama kelamaan menjadi semakin memburuk pada kepuasan, kondisi, dan produktivitas kerja. Usaha atau tindakan awal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya job burnout, dapat dilakukan dengan tiga M yaitu: Mengenali diri bila ada tanda-tanda peringatan, Mengelola stres dengan tepat, dan Membangun ketahanan terhadap stres dengan menjaga kesehatan fisik dan emosional. Faktor-faktor pendukung internal yang berperan untuk menghadapi gejala job burnout adalah ketabahan (hardiness), cara pandang terhadap suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya (locus of control), gaya atau cara menangani masalah (coping styles), tipe kepribadian (personality type), dan sikap (attitude). Tujuh strategi praktis diharapkan dapat bermanfaat dan bermakna bagi individu yang membutuhkan agar kembali sehat, semangat, sukses, dan sejahtera. Individu yang mengalami job burnout dan belum dapat mengatasi secara mandiri dengan cara yang praktis, sebaiknya meminta bantuan tenaga profesional yang sesuai. |