Perceraian orang tua bisa menjadi pengalaman traumatis bagi individu. Seringkali, perceraian membawa dampak negatif yang signifikan pada kondisi psikologis anak. Namun, ada beberapa individu yang mampu mengatasi situasi ini dengan mengubah pandangan mereka tentang kehidupan dan mengalami perubahan positif, yang dikenal sebagai Post Traumatic Growth (PTG). Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran PTG pada orang dewasa muda setelah mengalami perceraian orang tua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi-structured dan menggunakan analisis tematik untuk menganalisis data. Partisipan penelitian terdiri dari 3 individu dewasa awal yakni 2 partisipan laki-laki dan 1 partisipan perempuan yang telah melalui perceraian orang tua lebih dari 5 tahun. Dampak perceraian membuat ketiga partisipan merasa terpuruk pada masa remaja. Ketiga partisipan mampu mencapai PTG karena faktor internal dalam diri seperti dorongan pribadi, spiritual dan motivasi akan masa depan. Kemudian faktor eskternal yaitu lingkungan sekitar dan orang-orang terdekat partisipan yang turut berperan dalam proses PTG individu. Adapun temuan baru yakni faktor internal menjadi salah satu aspek yang paling mempengaruhi munculnya PTG pada keempat narasumber. Penelitian selanjutnya diharapkan membahas sudut pandang individu yang telah menikah untuk mengetahui Gambaran Post Traumatic Growth mereka. |