Generasi Z merupakan generasi terbaru yang memasuki angkatan kerja saat ini. Prediksi dari BPPS, pada saat bonus demografi Indonesia di tahun 2030-2045, generasi Z akan mendominasi usia produktif di Indonesia, menekankan pentingnya peran dari generasi ini sampai 10 tahun ke depan. Generasi Z memiliki karakteristik ideal yang diantaranya adalah figital, hiper-kustomisasi, realistis, fear of missing out, weconomist, do it yourself, dan terpacu. Selain itu, Generasi Z dikenal sebagai tidak tahan akan tekanan atau generasi strawberry. Di lain sisi, kemampuan ketahanan diri atau resiliensi sangat dibutuhkan, di tambah dengan fenomena Covid-19 yang juga membuktikan bahwa resiliensi semakin dibutuhkan sebagai benteng pertahanan hidup. Sudah banyak penelitian yang mengukur resiliensi dan komitmen organisasi, namun belum ada yang meneliti kedua variabel tersebut pada populasi Generasi Z. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini ditujukan untuk menemukan pengaruh resiliensi terhadap komitmen organisasi pada karyawan generasi Z.
Metode penelitian yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan analisis regresi linear sederhana. Partisipan pada penelitian ini merupakan karyawan generasi Z yang lahir pada tahun 1995-2002 (Umur 21-29 Tahun), sedang bekerja dan memiliki pengalaman bekerja setidaknya 1 tahun dan berdomisili di Jabodetabek. Jumlah partisipan berjumlah 126 responden dengan teknik pengumpulan convenience sampling. Penyebaran kuesioner menggunakan Google form dengan alat ukur resiliensi dan alat ukur komitmen organisasi.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh resiliensi terhadap komitmen organisasi sebesar 8,3% dan diasumsikan masih terdapat 91,7% faktor lain yang mempengaruhi. Dari penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian selanjutnya dapat memberi Gambaran mengenai faktor yang mempengaruhi karyawan generasi Z |