Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa melalui aplikasi belanja online. Mahasiswa pada umumnya berada pada tahap perkembangan remaja akhir memiliki ciri-ciri labil dan emosional. Hal ini dikarenakan adanya perubahan dalam aspek fisik dan sosio-emosionalnya. Mahasiswa berlomba-lomba untuk mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya dengan cara mengikuti tren agar tidak tertinggal dari teman-temannya. Di era digital ini kemudahan akses ke berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada telah mendorong perilaku belanja impulsif di kalangan mahasiswa. Kontrol diri memainkan peran penting dalam mengendalikan dorongan untuk melakukan pembelian impulsive. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa di Jakarta, yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner online yang disebarkan menggunakan Google Forms. Penelitian ini menggunakan alat ukur The Impulse Buying Tendency Scale (IBTS) yang dikembangkan oleh Verplanken dan Herabadi pada tahun 2001 dan Skala Kontrol Diri Averill yang dikembangkan oleh Averill pada tahun 1973. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman karena data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara kontrol diri dan impulsive buying dengan spearman’s rho sebesar -0,746 dan p-value <.001. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki oleh mahasiswa, semakin rendah kecenderungan mereka untuk melakukan pembelian impulsif melalui aplikasi belanja online. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan kontrol diri dapat mengurangi perilaku impulsive buying di kalangan mahasiswa. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi bagaimana variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan status sosial ekonomi mempengaruhi hubungan antara kontrol diri dan impulsive buying. |