Pandemi COVID-19 telah mengubah metode bekerja secara global, mendorong banyak perusahaan untuk menerapkan kebijakan Work From Home (WFH), bahkan setelah pandemi berakhir. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan organizational attractiveness perusahaan yang mempraktikkan WFH pada Gen Z di DKI Jakarta yang merupakan mahasiswa tingkat akhir atau fresh graduate yang belum bekerja. Organizational attractiveness meliputi domain general attractiveness, intention towards the company, company prestige, and organizational pursuit behavior. Penelitian ini hanya menggunakan 3 domain pertama saja.
Dengan menggunakan metode kuantitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui kuesioner. Desain penelitian ini adalah deskriptif yang menyajikan gambaran data menggunakan ukuran, jumlah, atau frekuensi. Jumlah partisipannya adalah 113 dengan karakteristik berusia 18-25 tahun, merupakan mahasiswa calon karyawan atau fresh graduate yang sudah lulus, dan tinggal di DKI Jakarta. Penelitian ini melakukan uji beda dengan uji Kruskal-Wallis untuk mengukur perbedaan di antara ketiga domain organizational attractiveness. Penelitian ini diolah menggunakan aplikasi statistik Jeffrey's Amazing Statistics Program (JASP) versi 0.18.3.0 dan Microsoft Excel.
Temuan penelitian ini menunjukkan tingginya organizational attractiveness di kalangan Gen Z terhadap perusahaan yang menerapkan kebijakan WFH. Perusahaan yang mempraktikkan WFH dipandang menarik karena adanya jam dan waktu kerja yang fleksibel, penghematan biaya, serta kemungkinan mengerjakan hal yang lain. Uji beda pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara ketiga domain organizational attractiveness, namun memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perusahaan yang ingin tetap kompetitif di pasar tenaga kerja harus mempertimbangkan untuk mengaplikasikan WFH secara permanen sebagai bagian penting dari strategi organisasi mereka, khususnya jika ingin menarik karyawan Gen Z. |