| Skadron Udara 31 merupakan salah satu Skadron Udara dengan tingkat operasional yang tinggi. Teknisi pesawat di Skadron Udara 31 yang tergabung dalam bagian seksi pemeliharaan (Sihar) memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan memastikan kondisi pesawat pada Skadron Udara 31 dalam kondisi terbaiknya. Akan tetapi personel Sihar memiliki resiko pekerjaan yang cukup tinggi, yaitu karena kondisi tidak aman yang dialami oleh personel Sihar. Kondisi tersebut adalah terpaparnya kebisingan dan jam kerja yang tinggi. Kondisi tidak aman ini dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja, disamping juga terdapat tindakan tidak aman yang terdapat pada Skadron Udara 31. Terdapat kesenjangan antara sistem manajemen K3 yang sudah baik, dengan kurangnya penerapan perilaku kerja aman pada personel Sihar Skadron Udara 31. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui derajat safety culture teknisi pesawat di Skadron Udara 31 dan faktor yang dapat mendukung terbentuknya safety culture berdasarkan persepsi teknisi pesawat di Skadron Udara 31. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Lalu, penelitian ini hanya meneliti satu variabel saja yaitu safety culture. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non-probability yaitu total sampling. Populasi pada penelitian ini personel Skadron Udara 31. Karakteristik populasi ini adalah personel Skadron Udara 31 yang termasuk pada bagian Sihar. Penelitian ini menggunakan alat ukur Safety Culture Scale (SCS) untuk mengukur persepsi personel Sihar terhadap safety culture dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Hasil dari penelitian ini adalah gambaran persepsi safety culture personel Sihar pada Skadron Udara 31 termasuk dalam kategori tinggi (skor mean : 113). Dimensi safety management merupakan dimensi dengan skor mean tertinggi setelah dibandingkan dengan dimensi lainnya. Selain itu, peneliti melakukan analisis pada tiap yaitu kelompok responden dengan usia 41-45 tahun, responden dengan golongan pangkat Perwira dan responden yang berdinas 5-10 tahun memiliki skor mean tertinggi pada konstruk safety culture. |