Anda belum login :: 22 Nov 2024 22:40 WIB
Detail
BukuGambaran Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Dewasa Awal dan Dukungan Orang Tua dalam Menghadapi Quarter Life Crisis
Bibliografi
Author: SYALOOM, YEMIMA ; Widyawati, Yapina (Advisor)
Topik: Dewasa Awal; Keterbukaan Diri; Self Disclosure; Dukungan Orang Tua; Quarter Life Crisis
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2024    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Abstract
Krisis kehidupan yang tidak dapat ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan mental dan kerentanan dini terhadap penyakit. Krisis ini disebut juga sebagai quarter life crisis yang terjadi di masa peralihan dari remaja menuju dewasa (emerging adulthood). Apabila dewasa awal berhasil menghadapi quarter life crisis, ia akan mendapatkan kestabilan hidup dan menjadi lebih tangguh ketika dihadapkan masalah lainnya. Perlu adanya keterbukaan diri dan dukungan sosial dari lingkungan terdekat yang dipercayai dewasa awal. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengeksplorasi keterbukaan diri (self disclosure) dewasa awal dan dukungan orang tua dalam menghadapi quarter life crisis. Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain penelitian analisis tematik. Bertujuan untuk mengeksplorasi gambaran keterbukaan diri (self disclosure) dewasa awal dan dukungan orang tua dalam menghadapi quarter life crisis. Partisipan penelitian berjumlah empat orang dengan rentang usia 18-29 tahun yang sedang mengalami quarter life crisis, berdomisili di Jabodetabek, memiliki orang tua secara fisik, dan tinggal dalam satu rumah. Menggunakan metode wawancara semi struktur dengan pertanyaan terbuka untuk pengambilan data secara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan antara krisis kehidupan yang dialami setiap partisipan. Mahasiswa baru yang berusia 19 tahun justru tidak menganggap dirinya ada di masa quarter life crisis. Hanya tiga partisipan yang mengalami quarter life crisis, yaitu dua diantaranya merupakan perempuan. Satu partisipan laki-laki tidak terbuka dengan orang tua karena merasa dirinya mandiri. Namun, semua orang tua keempat partisipan telah memberikan dukungan informasional berupa nasehat dan arahan, penilaian berupa pujian dan respon positif, instrumental berupa kebutuhan materil, dan emosional berupa empati dari orang tua. Dengan demikian, meskipun terdapat dukungan dari orang tua, terlihat bahwa sebagian besar keterbukaan nampak pada partisipan perempuan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)