Pandemi COVID-19 mengakibatkan kegiatan pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka, oleh Pemerintah diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Meski pada awalnya sistem pembelajaran ini memberikan beberapa hambatan tertentu kepada para mahasiswa. Namun, setelah terbiasa dengan sistem tersebut, mahasiswa kembali pada pembelajaran tatap muka. Transisi ini memberikan dampak tertentu kepada mahasiswa, karena rasa nyaman yang dirasakan setelah terbiasa dengan metode PJJ. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian untuk mengeksplorasi bagaimana orientasi tujuan (goal orientation) dapat berfungsi sebagai mekanisme penanggulangan terhadap dampak psikologis yang timbul. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran goal orientation mahasiswa di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pasca pandemi COVID-19. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta Angkatan 2020 dan 2021 pada 8 fakultas, yang berjumlah 2.415 mahasiswa. Responden pada penelitian ini berjumlah 97 mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta Angkatan 2020 dan 2021. Teknik sampling yang digunakan adalah Convenience Sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur goal orientation yang dikembangkan oleh Vandewalle dan pernah digunakan pada penelitian terdahulu yang serupa. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan analisis deskriptif dengan menggunakan hasil software JASP. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dimensi dominan pada goal orientation mahasiswa adalah dimensi learning yang mempunya nilai tertinggi dibanding dengan dua dimensi lainnya, yakni avoiding dan proving. Oleh sebab itu, agar mahasiswa memiliki goal orientation yang tinggi, dimensi learning dalam goal orientation wajib diperhatikan supaya memiliki nilai yang tinggi dan memiliki posisi yang paling kuat dalam diri mahasiswa. |