Dalam era globalisasi yang membawa perubahan signifikan pada dunia kerja, Generasi Z menghadapi berbagai tantangan unik, seperti tekanan kerja yang tinggi dan ketidakstabilan seperti di lingkungan kerja start-up. Mereka membutuhkan kemampuan resiliensi untuk dapat bangkit dari pengalaman negatif dan kembali menikmati pekerjaannya sehingga munculah work engagement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara resiliensi dengan work engagement pada working Gen-Z berumur 22-26 tahun yang bekerja di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui survei terhadap 98 responden yang merupakan karyawan Gen-Z berusia 22 hingga 26 tahun dan bekerja di Jakarta. Survei terdiri dari dua alat ukur, Resilience at Work (RAW) Scale dan Utretch Work Engagement Scale – 17 (UWES-17). Alat ukur RAW terdiri dari 20 pernyataan dan 16 diantaranya dianggap valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,835. Alat ukur UWES-17 terdiri dari 17 pernyataan yang seluruhnya dianggap valid dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,923. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson untuk menguji hubungan antara resiliensi dan work engagement. Hasil korelasi menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara resiliensi dan work engagement pada Generasi Z yang sedang bekerja di Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi resiliensi karyawan, semakin tinggi pula work engagement mereka. Sebaliknya, semakin rendah resiliensi, maka semakin rendah pula work engagement karyawan. Berdasarkan temuan ini, perusahaan diharapkan untuk dapat mengembangkan strategi dalam meningkatkan resiliensi karyawan guna meningkatkan work engagement mereka. Penelitian ini berkontribusi penting dalam memahami dinamika kerja Gen-Z dan bagaimana hubungan antara dan keterlibatan kerja mereka di perusahaan. |