Adverse Childhood Experience (ACE) merupakan pengalaman masa anak-anak yang bermakna traumatis hingga mempengaruhi perkembangan individu di usia emerging adults. Salah satu dampaknya adalah timbulnya gejala kecemasan (anxiety) yang dapat mendasari masalah kesehatan mental dan fisik lainnya. Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua individu yang memiliki ACE berkembang menjadi seorang pencemas dikarenakan adanya protecting factor, seperti perceived social support dan self-compassion. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perceived social support dan self-compassion terhadap state dan trait anxiety pada emerging adults dengan adverse childhood experience. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain prediktif dan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Terhadap 84 partisipan laki-laki dan perempuan berusia 18-25 tahun yang memiliki pengalaman ACE dengan skor ACE Questionnaire minimal 1, diberikan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Skala Welas Diri, dan State-Trait Anxiety Inventory untuk mengukur ketiga variabel penelitian, yaitu perceived social support, self-compassion, dan state-trait anxiety. Pengolahan data dilakukan dengan metode regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived social support dan self-compassion dapat memprediksi state dan trait anxiety secara signifikan. Peneliti menemukan bahwa self-compassion memberikan kontribusi yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena self-compassion memungkinkan adaptasi positif terhadap stres yang khususnya bermanfaat selama masa transisi menuju masa dewasa, ketika individu mulai menghadapi peran, konteks, dan tantangan baru. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk melakukan studi longitudinal, menggunakan teknik probability sampling dengan jumlah partisipan yang lebih banyak, dan screening ACE yang lebih mendalam. |