Keterampilan sosial merupakan salah satu dasar kesejahteraan manusia. Sayangnya, mahasiswa sering menghadapi tantangan dalam membangun interaksi sosial yang efektif, dengan kecemasan sosial sebagai faktor utamanya. Kecemasan sosial adalah pengalaman umum manusia yang ditandai dengan rasa takut terhadap penilaian orang lain dalam situasi sosial. Mahasiswa memerlukan faktor yang dapat mencegah dan melindungi diri dari kecemasan sosial, dan self-compassion dapat menjadi salah satu mekanisme yang tepat. Self-compassion menggambarkan belas kasih dan perhatian terhadap diri sendiri serta sikap menerima kegagalan dan kesulitan dengan tidak menghakimi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan sosial pada mahasiswa usia emerging adulthood.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 210 mahasiswa aktif perguruan tinggi, laki-laki dan perempuan, berusia 18-24 tahun di Jabodetabek, dilibatkan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner Skala Welas Diri (SWD) dan Liebowitz Social Anxiety Scale - Self Report Indonesia (LSAS-SR-Indonesia). Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan distribusi data tidak normal, sehingga digunakan uji korelasi Spearman.
Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan signifikan antara self-compassion dan kecemasan sosial (r = –0.332, p < 0.001). Hubungan antara kedua variabel bersifat negatif, artinya ketika salah satu variabel meningkat, variabel yang lain akan cenderung menurun. Penelitian ini mendukung gagasan bahwa self-compassion dapat menjadi faktor protektif potensial bagi mahasiswa usia emerging adulthood yang mengalami kecemasan sosial. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk mengembangkan self-compassion saat menghadapi tantangan sosial selama perkuliahan. |