Latar Belakang: Peningkatan Gross Domestic Product Indonesia yang pesat dapat memicu Compulsive Buying Disorder (CBD). CBD adalah masalah dengan dampak jangka panjang negatif yang luas. Hipomentalisasi adalah topik yang belum pernah diteliti oleh mahasiswa FKIK UAJ dan jarang diketahui oleh masyarakat meskipun memiliki dampak yang besar pada kemampuan bersosialisasi di masa depan. Hipomentalisasi dapat meningkatkan impulsivitas, dan impulsivitas dapat meningkatkan CBD. Oleh karena itu, perlu penelitian mengenai hubungan hipomentalisasi dan CBD. Tujuan: Mengetahui hubungan antara hipomentalisasi dan CBD. Metode: Penelitian observasional analitik dengan studi potong lintang (cross sectional) terhadap 108 responden dari mahasiswa preklinik FKIK UAJ. Responden mengisi kuesioner Reflective Functioning Questionnaire 11 (RFQ-11) dan Edward Compulsive Buying Scale Revised (ECBS-R) yang dibagikan secara online. Analisis data diuji dengan uji Fisher’s Exact Test. Hipotesis nol ditolak apabila p<0,05. Hasil: Prevalensi hipomentalisasi positif pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ adalah 4,05%. Mahasiswa preklinik FKIK UAJ yang tergolong CBD adalah sebanyak 40,4%. Analisis antara hipomentalisasi dan CBD menunjukkan p value = 0,645, karena p value > 0,05 maka hipomentalisasi tidak memiliki hubungan dengan CBD. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara hipomentalisasi dan CBD pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. |