Para pengguna laporan keuangan khususnya investor menilai bahwa semakin tinggi dan persisten laba suatu perusahaan maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Penerbitan hutang merupakan salah satu cara perusahaan memperoleh pendanaan, baik untuk menjalankan kegiatan operasional maupun melakukan ekspansi perusahaan dalam rangka memperoleh laba yang lebih tinggi dan persisten. Namun jika manajemen tidak mengelola hutang tersebut dengan baik, maka hutang tersebut dapat menghambat pertumbuhgan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian kali ini ingin meneliti pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba beserta peran kepemilikan manajerial dalam memoderasi hubungan tersebut pada perusahaan LQ45 Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2020-2022 sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan sampel dari perusahaan LQ45 BEI periode 2020-2022, sebanyak 42 data sampel. Metode pengolahan data yang digunakan adalah moderated regression analysis menggunakan SPSS versi 25. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat hutang berpengaruh terhadap persistensi laba, namun kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi pengaruh tingkat hutang terhadap persistensi laba tersebut. |