Anda belum login :: 17 Feb 2025 11:43 WIB
Detail
ArtikelSyair Mistis Bagawan Sirna  
Oleh: Yuliastuti, Dian ; Siswadi, Anwar
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Tempo vol. 41 no. 28 (Sep. 2012), page 64-68.
Topik: Syair Mistis; Bagawan Sirna; Haji Hasan Mustafa; Penyair Sunda
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: TT25.233
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: T4
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelSyair-syair mistis Haji Hasan Mustapa, penyair Sunda yang wafat pada 1930, belum banyak dikenal orang. Kepopulerannya masih kalah ketimbang pujangga Nusantara lainnya, seperti Hamzah Fansuri dan Ronggowarsito. Padahal sastrawan yang dikenal dekat dengan Snouck Hurgronje ini-dan konon pernah menyelamtkan nyawa orientalis tersebut ketika hendak dibunuh di Arab-menulis banyak buku tentang tasawuf Islam. Ia dituduh menjadi pengikut Wahdatul Wujud, yaitu paham yang mendambakan penyatuan manusia dan Ilahi. Beberapa sarjana yang mengupas karyanya menampik sangkalan itu. Mereka melihat Hasan Mustapa menekuni paham martabat tujuh, yang menyatakan manusia harus melakukan perjalanan menempuh tujuh fase untuk mencapai insani kamil. Ia orang yang mabuk spiritual. Konsep sifistiknya banyak dipengaruhi ulama Ibnu Arrabbi.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)