Anda belum login :: 23 Nov 2024 06:58 WIB
Detail
ArtikelIntensionalitas dan Intersubyektivitas dalam Fenomenologi Husserl (Sebuah Pengantar Fenomenologi Transendental)  
Oleh: Nugroho, Ito Prajna
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Driyarkara: Majalah Filsafat vol. 33 no. 02 (2012), page 3-23.
Topik: Intensionalitas; Intersubjektivitas; subjek; objek; keterberian (gegebenheit/giveness); sifat radikal dan transendental fenomenologi Husserl; representasi; non-representasi; singularitas; perspektivitas; saling-keterkaitan fenomenologis; pemahaman yang dihayati (Erlebtniss); pengetahuan kognitif (Erkenntnis); krisis makna; krisis pengetahuan modern
Fulltext: 3-24 Intensionalitas dan Intersubyektivitas dalam Fenomenologi Husserl (Sebuah Pengantar Fenomenologi Transendental).pdf (12.77MB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: M52
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelLebih dari satu abad sejak terbitnya karya monumental Edmund Husserl, Logische Untersuchungen (Penyelidikan-penyelidikan Logika) pada 1900-01, fenomenologi masih tetap menduduki posisi yang kuat dan tak tergoyahkan dalam arus filsafat Eropa-Kontinental saat ini. Fenomenologi Husserl menjadi batas horizon yang melaluinya, filsafat Kontinental-Kontemporer bergeser dari Modernisme ke Pasca-Modernisme, dari Metafisika ke Pasca-Metafisika, dari filsafat identitas ke filsafat dispersi. Tetapi, persis pada posisinya yang berdiri di tapal batas inilah fenomenologi Husserl paling rentan dan sering disalahpahami sebagai bagian dari salah satu ekstrem yang dibatasi, entah tiu sebagai bagian dari salah satu ekstrem yang dibatasi, entah itu sebagai filsafat identitas-kesadaran, metafisika ataupun modernisme. Tulisan ini hendak membongkar-membuang segala salah kaprah pemahaman itu secara radikal-fundamental kembali kepada dua pengandaian paling dasar yang membangun fenomenologi Husserl sebagai suatu sistem filsafat menyeluruh, yaitu: 1) intensionalitas, dan 2) intersubjektivitas. Dengan kembali pada pentingnya pemahaman tentang intensionalitas dan intersubjektifitas dalam fenomenologi Husserl, tulisan ini hendak memperlihatkan bahwa seluruh pembicaraan filsafat kontinental-kontemporer abad-21 sebenarnya secara mendasar mengandaikan apa yang telah dibicarakan secara mendalam dalam fenomenologi Husserl . Selain itu, tulisan ini mau menunjukkan bahwa penafsiran yang gampang-gampangan atas fenomenologi Husserl tidak lain adalah pemehaman dangkal setengah-setengah (mediocre) yang tidak mampu menyentuh dasar persoalan dalam filsafat. Lebih dari itu, tulisan berikut mau memperlihatkan bahwa pembahasan para filsuf kontemporer seperti Heidegger, Levinas, atau Derrida sebenarnya merupakan perluasan atau generalisasi dari tema-tema tertentu yag secara partikular telah dibahas oleh Husserl dalam fenomenologinya. Sebagaimana terangkum dalam kalimat penutup tulisan ini, seluruh tradisi filsafat sistematis-komprehensif sejak Platon sebenarnya telah selesai (dituntaskan) dengan fenomenologi Husserl. Setelah fenomenologi Husserl, filsafat tidak lagi pernah bersifat sistematis, melainkan terserak di sana-sini dan mencoba mengais sisa-sisa tema yang tertinggal dari fenomenologi dan seluruh tradisi filsafat sistematis.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)