Green Shoe Option (GSO), sebagai mekanisme stabilisasi harga, telah populer di banyak negara maju karena manfaatnya dalam menstabilkan harga saham. Namun, pemanfaatannya di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini membandingkan tingkat volatilitas jangka panjang antara IPO baru yang menggunakan GSO dan yang tidak, dari tahun 2010 hingga 2022. Dari 463 IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hanya 8 yang menggunakan GSO. Penutupan harian, harga tertinggi, dan terendah dianalisis menggunakan Model Volatilitas Autoregressive dan Model ARCH (GARCH). Hasil menunjukkan bahwa GSO tidak konsisten mengurangi volatilitas harga saham pasca-IPO. Hanya 2 dari 6 perusahaan dengan GSO menunjukkan tingkat volatilitas jangka panjang lebih rendah dibandingkan yang tidak menggunakan GSO. Secara keseluruhan, penelitian ini menyarankan bahwa GSO mungkin tidak efektif dalam meredam volatilitas harga saham bagi sebagian besar perusahaan yang menggunakannya, mengingat dinamika pasar yang kompleks dan ketidakpastian global. |