Film ‘Barbie’ menceritakan tentang pencarian jati diri seorang stereotipikal Barbie lewat manusia yang memerankannya. Selama perjalanan mencari jati diri tersebut, stereotipikal Barbie mendapat berbagai tantangan yang menghambat dirinya untuk menemukan tujuan hidupnya dan salah satu hambatan tersebut berbentuk objektifikasi. Film sebagai salah satu jenis media massa ikut menggambarkan bentuk objektifikasi kepada sosok stereotipikal Barbie. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui resepsi objektifikasi perempuan dalam film ‘Barbie’. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah objektifikasi, komunikasi massa, film, representasi, dan teori resepsi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode analisis resepsi dari Stuart Hall. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi adegan, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Wawancara dilakukan dengan kriteria penonton berusia 20 tahun ke atas, sudah menonton film ‘Barbie’, dan berdomisili di area Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 adegan objektifikasi perempuan dalam film ‘Barbie’. Mayoritas informan menyetujui pesan utama dalam film, walau ada beberapa pesan yang kurang dapat mereka terima. Ada beberapa informan yang sangat menyutujui dan menerima isi film dan ada pula informan yang tidak menyukai film ‘Barbie’ sehingga menolak isi film. Pengelompokkan resepsi informan terdiri dari posisi dominant-hegemonic dimiliki oleh tiga informan, posisi negotiated dimiliki oleh enam informan, dan posisi oppositional dimiliki oleh satu informan. |