Latar Belakang: Sejak kemunculannya pada akhir tahun 2019, COVID-19 telah menjadi tantangan global yang signifikan. Mengubah secara drastis cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain. Pasien COVID-19 memiliki tingkat derajat keparahan yang berbeda-beda yaitu; tanpa gejala, ringan, sedang, berat, dan kritis. Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan prognosis dari keparahan pasien COVID-19, salah satu yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah jumlah hitung eosinofil dikarenakan adanya persamaan respons imun pada penyakit SARS dan MERS dan asal keluarga virus yang sama yaitu Coronaviridae.
Metode: Desain penelitian yang digunakan berupa penelitian Cohort Retrospective dengan sampel data rekam medis pasien dewasa rawat inap COVID-19 di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Data yang di inklusi adalah pasien tes pcr terkonfirmasi positif COVID-19, pasien yang berusia >18 tahun, dan pasien yang sedang di rawat inap. Pasien yang menggunakan glukokortikosteroid, pasien sedang hamil dan terdapat pansitopenia dieksklusikan.
Hasil: Total sampel setelah dilakukan proses screening data dan beberapa data pasien dieksklusikan, data pasien yang di inklusikan yaitu 601 pasien (n=601). Perhitungan dengan tes statistik one-way ANOVA menunjukkan adanya penurunan yang signifikan pada rerata jumlah hitung eosinofil seiring dengan meningkatnya derajat keparahan pasien COVID-19 (p value <0.005)(Confidence interval : 95%).
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis alpha diterima yaitu adanya perbedaan yang signifikan antara jumlah rerata hitung eosinofil dan derajat keparahan pasien COVID-19. |