Peserta didik disabilitas rungu adalah individu yang memiliki hambatan pendengaran. Guru BK mengalami hambatan dalam berkomunikasi secara oral dengan peserta didik disabilitas rungu dalam kegiatan pembelajaran. Guru Bimbingan dan Konseling berupaya mengembangkan komunikasi secara oral dalam memberikan layanan bimbingan konseling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hambatan-hambatan yang dialami guru BK dalam berkomunikasi oral dengan peserta didik disabilitas rungu dan mengetahui Upaya guru BK mengembangkan komunikasi oral peserta didik. Penelitian ini dilakukan di SMPLB Tunarungu Pangudi Luhur Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian mengenai hambatan yang dialami guru BK adalah dalam memahami pesan yang disampaikan , pelatihan secara individual, dan keterbatasan waktu . Hasil mengenai upaya guru BK adalah membiasakan berkomunikasi secara oral, latihan membaca ujaran bibir, mengikuti pelatihan, memiliki menunjukkan perilaku dan contoh yang baik, dan peran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik disabilitas rungu. Saran kepada orang tua diharapkan adanya kerja sama dengan pihak sekolah. Saran kepada guru BK mengenai upaya guru BK mengembangkan komunikasi oral peserta didik adalah adanya kerja sama dengan staf sekolah untuk memaksimalkan pengembangan komunikasi oral peserta didik disabilitas rungu. Saran kepada kepala sekolah SMPLB dapat memberikan layanan yang baik. Saran kepada prodi BK, terutama mata kuliah ABK diharapkan terdapat pembelajaran dan pembahasan mengenai Upaya guru BK dalam mengembangkan komunikasi oral peserta didik disabilitas rungu. |