Film adalah media dari komunikasi massa yang dapat menghibur khalayak sekaligus memberikan pengajaran baru. Kekerasan seksual merupakan masalah sosial yang sering terjadi di Indonesia dengan jumlah kasus yang sangat tinggi di setiap tahun. Film “27 Steps of May” membawa masalah sosial kekerasan seksual yang menceritakan tentang kehidupan korban setelah mengalaminya, bagaimana dampak serta trauma yang dilalui oleh korban dan orang-orang terdekat. Tujuan penelitian ini ingin melihat bagaimana resepsi penonton film “27 Steps of May” atas kekerasan seksual. Teori yang digunakan adalah komunikasi massa, film, kekerasanseksual, dan analisis resepsi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan metode triangulasi sumber. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada tujuh informan secara mendalam (in depth interview) dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tematik dengan melihat dan menganalisis tema-tema yang muncul dari data yang didapatkan. Hasilpenelitian menunjukkan enam informan dikategorikan ke dalam posisi negotiated position, satu informan dikategorikan ke dalam oppositionalposition, dan tidak ada informan yang masuk ke dalam kategori dominant –hegemonic position. Film “27 Steps of May” sudah cukup baik dalam memberikan informasi dan gambaran mengenai korban, dampak, serta kekerasan seksual, namun meski begitu, beberapa informan merasa kurang mengerti dengan alur cerita, visualisasi adegan kekerasan yang terlalu banyak, gender Pesulap yang sama seperti pekaku kekerasan seksual, serta karakter korban di film ini yang kurang terkoneksi dengan penonton. |