Latar Belakang: Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami sarkopenia cenderung semakin meningkat dan adanya riwayat hipertensi, obesitas, dan strok dapat mendukung terjadinya penurunan massa otot yang berdampak pada penurunan kekuatan otot dan kinerja fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi, obesitas, dan riwayat strok dengan sarkopenia pada lansia di Jakarta Barat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada sejumlah 207 responden berusia > 60 tahun di Jakarta Barat. Variabel dinilai dengan menggunakan pedoman berdasarkan Asian Working Group of Sarcopenia (AWGS) untuk sarkopenia, batasan nilai The Seventh Report of the Joint National Committee (JNC7) untuk penilaian hipertensi, pedoman American Heart Associations (AHA) untuk riwayat strok, dan batasan nilai World health Organization (WHO) untuk obesitas. Regresi logistik multivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara hipertensi, obesitas, riwayat strok, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sarkopenia. Hasil: Berdasarkan karakteristik sosiodemografi, sebagian besar responden adalah wanita (71,5%) dengan usia lebih dari sama dengan 70 tahun (58,0%), dan berpendidikan lebih dari sama dengan 12 tahun (74,4%). Sedangkan, hipertensi (6,3%), obesitas (51,7%), dan riwayat strok (3,4%). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara obesitas dan jenis kelamin dengan sarkopenia (p= 0,035; OR= 0,285; CI= 0,089-0,917) dan (p= 0,004; OR=4,508; CI=1,630-12,467). Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa obesitas memainkan peran penting terhadap kejadian sarkopenia. Selain itu, laki-laki memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sarkopenia. |