Latar Belakang: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta terletak di daerah yang dikelilingi berbagai wisata kuliner termasuk toko kopi, sehingga mahasiswa dengan mudah mengonsumsi sumber pangan berbahan kopi. Kafein yang terkandung pada sumber pangan kopi dapat mempengaruhi motilitas usus besar karena dapat mendorong keinginan defekasi, hal ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas motorik rektosigmoid. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang melihat pengaruh kafein terhadap kerja sistem gastrointestinal, penelitian ini akan lebih difokuskan pada hubungan konsumsi kopi dengan frekuensi defekasi. Tujuan: Mengetahui hubungan konsumsi kopi dengan frekuensi defekasi. Metode: Penelitian dengan desain studi potong lintang menggunakan data yang didapat melalui kuesioner. Penelitian ini melibatkan 204 responden yang diperoleh melalui metode stratified random sampling dan menggunakan uji Chi-square dan uji Fisher. Hasil: Dari 87.3% responden yang mengonsumsi kopi kategori sedang, sebanyak 72.1% mengalami peningkatan frekuensi defekasi, tetapi 15.2% responden tidak mengalami peningkatan frekuensi defekasi. Sedangkan 12.7% responden yang mengonsumsi kopi kategori tinggi secara keseluruhan mengalami peningkatan frekuensi defekasi. Dari hasil uji Fisher, diperoleh nilai p = 0.017, yang mengindikasikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara konsumsi kopi dengan frekuensi defekasi. Simpulan: Mayoritas responden memiliki kebiasaan konsumsi kopi kategori sedang dan mengalami peningkatan frekuensi defekasi. Hasil uji menunjukkan bahwa konsumsi kopi berpengaruh signifikan terhadap frekuensi defekasi. |