Anda belum login :: 27 Nov 2024 03:22 WIB
Detail
ArtikelSeminari dari Zaman ke Zaman  
Oleh: Prajna, Dionisius Amadea
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Hidup: Mingguan Umat Beriman vol. 66 no. 25 (Jun. 2012), page 22.
Topik: Seminari; Pendidikan Calon Imam; Imam Pribumi; Seminari Mertoyudan
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: HH11.170
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: H3.2
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: H06.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelSeabad lalu, tepatnya pada 30 Juni 1912, Takhta Suci mengeluarkan izin pendirian sekolah pendidikan calon imam di Indonesia. Gagasan ini sudah dinyatakan oleh Vikaris Apostolik Batavia, Mgr Pietro Maria Vranken, sejak 1850. Izin tersebut merupakan buah dari misi Gereja Katolik di Indonesia, Pada November 1911, dua pemuda pribumi lulusan Kweekschool Muntilan menyatakan niatnya menjadi imam. Mereka adalah F.X. Satiman dan Petrus Darmaseputra. Keinginan itu disampaikan kepada Pastor F. van Lith SJ dan Pastor Y. Mertens SJ. Lalu, didirikanlah seminari di Muntilan dengan nama Kolese Xaverius.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)