Anda belum login :: 17 Feb 2025 08:32 WIB
Detail
ArtikelPrognostic factors of neuroinflammation and oxidative stress in brain injury patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta  
Oleh: Aman, Renindra A. ; Ichwan, Syaiful ; Harahap, Alida ; Wibisono, Yusuf ; Yuliatri, Nia ; Aulia, Mohammad A. ; Freisleben, Hans-Joachim Fedi
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Medical Journal of Indonesia vol. 21 no. 03 (Aug. 2012), page 152-159.
Topik: Pasien Cedera Otak; Bedah Saraf; Neuroinflamasi; Stress Oksidatif
Fulltext: Volume 21, Issue 3, August 2012 - Prognostic factors of neuroinflammation and oxidative stress in brain injury patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta.pdf (708.22KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M35.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPrognosis pasien cedera otak dan hubungan antara tindakan bedah saraf dengan kondisi neuroinflamasi dan stress oksidatif. Metode: Desain penelitian adalah studi observasional prospektif pada 40 pasien cedera otak yang dioperasi. Pengukuran kadar IL-6, asam urat, MDA, antibodi NR2A dan GSH serum pasien cedera otak dilakukan sebelum dan sesudah operasi. Dilakukan pula penilaian hubungan seluruh variabel tersebut dengan GCS, GOS dan tindakan bedah saraf. Hasil: Kadar IL6 pascaoperasi cenderung menurun bila dibandingkan dengan kadar IL6 praoperasi, dengan rerata penurunan -190,61 pg/mL. Kadar IL6 pascaoperasi berhubungan bermakna dengan GCS hari ke-7 (nilai p = 0,006), dengan OR 24. Kadar IL6 pascaoperasi berhubungan bermakna dengan GOS bulan ke-3 (nilai p = 0,016) dengan OR 11,6. Kadar asam urat pascaoperasi cenderung menurun bila dibandingkan dengan kadar praoperasi, dengan rerata penurunan -0,26 mg/dL. Terdapat perbedaan bermakna antara rerata kadar asam urat pascaoperasi pasien dengan GCS hari ke-7 = 8 sebesar 4,16 mg/dL dengan rerata kadar asam urat pascaoperasi pada kelompok pasien dengan GCS hari ke-7 > 8 sebesar 2,71 mg/dL (nilai p = 0,042). Kadar MDA pasca operasi cenderung menurun bila dibandingkan dengan kadar praoperasi, dengan rerata penurunan -0,08 mmol/mL. Tidak ada hubungan bermakna antara kadar MDA dengan GCS dan GOS. Tidak ditemukan hubungan bermakna antara kadar antibodi NR2A dan GSH dengan GCS, GOS dan tindakan bedah saraf. Dari hasil analisis multivariat, variabel terkuat yang berhubungan dengan GCS dan GOS adalah IL-6. Kesimpulan: Proses neuroinflamasi dan stres oksidatif memiliki nilai prognostik pada pasien cedera otak. Tindakan bedah saraf dapat mengurangi proses neuroinflamasi.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)