Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta sudah melebihi batas aman dan sehat. Kendaraan roda dua di Indonesia menjadi penyumbang terbesar polusi gas buang. Dua teknologi bahan bakar alternatif berbasis hidrogen, yakni sel bahan bakar hidrogen (HFC) dan mesin pembakaran dalam hidrogen (H2ICE), sulit diterapkan pada saat ini. Oleh karena itu, metode pencampuran gas hidrogen dengan bahan bakar konvensional menjadi teknologi yang dapat diadopsi untuk kendaraan roda dua. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem kontroler dan monitoring generator gas oxyhydrogen (HHO) , menginvestigasi penyesuaian jumlah hidrogen dan jenis katalis terhadap performa sistem. Proses perancangan dilakukan dengan menggunakan metode Pahl and Beitz. Penyesuaian jumlah hidrogen diintegrasikan dengan data dari Engine Control Unit (ECU). Pengujian kinerja sistem dilakukan dengan mengukur laju aliran gas (menggunakan sensor OMRON), jumlah gelembung (menggunakan alat tap counter), konsentrasi gas hidrogen (menggunakan sensor MQ-8), dan konsumsi air katalis. Hasil perancangan meliputi sebuah purwarupa modul elektronik dengan komponen penting seperti Arduino Nano, layar OLED 128x64, sensor INA219, sensor OMRON, dan sensor MQ-8. Penyesuaian jumlah hidrogen dan perubahan katalis memiliki dampak pada peningkatan laju aliran gas, jumlah gelembung, dan konsumsi air katalis. Katalis Kalium hidroksida (KOH) mencatatkan performa terbaik dengan laju aliran gas sebesar 24,6 ml/min, jumlah gelembung sebesar 397 gelembung per menit, konsentrasi hidrogen sebesar 256 ppm, serta konsumsi air terbanyak yaitu 10 ml/hari. |