Anda belum login :: 27 Nov 2024 07:09 WIB
Detail
ArtikelCorrelation between oxidative stress and tumor grade in glioma cells from patients in Jakarta  
Oleh: Hardiany, Novi S. ; Mulyawan, Wawan ; Wanandi, Septelia I.
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Medical Journal of Indonesia vol. 21 no. 03 (Aug. 2012), page 122-127.
Topik: Stres Oksidatif; Sel Glioma
Fulltext: Volume 21, Issue 3, August 2012 - Correlation between oxidative stress and tumor grade in glioma cells from patients in Jakarta.pdf (527.21KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M35.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelUntuk menganalisis hubungan antara stres oksidatif pada sel glioma manusia dengan derajat keganasan, sehingga dapat mengeksplorasi peranan stress oksidatif sebagai petanda tumor dalam menentukan progresi tumor. Metode: Sampel terdiri dari 21 jaringan tumor dan 5 jaringan otak normal dari penderita glioma. Stres oksidatif dianalisis melalui pengukuran Malondyaldehida (MDA) yang menggambarkan kerusakan lipid dan kadar karbonil untuk kerusakan protein, serta 8-hydroxy-2’-deoxyguanosine/ 8-OHdG untuk kerusakan DNA. Selain itu, dilakukan analisis terhadap ekspresi Manganese Superoxide Dismutase (MnSOD) sebagai enzim antioksidan utama yang berperan dalam stres oksidatif. Ekspresi MnSOD dianalisis melalui pengukuran mRNA MnSOD menggunakan Real Time PCR dan aktivitas spesifik enzim MnSOD menggunakan inhibisi xantin oksidase (kit RanSOD). Derajat keganasan ditentukan berdasarkan pemeriksaan histopatologis. Analisis statistik dengan menggunakan t-test dan uji korelasi Pearson. Hasil: Kadar MDA, karbonil dan 8-OHdG sebagai parameter stres oksidatif pada glioma lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan otak normal. Kadar MDA dan karbonil ini meningkat sesuai dengan derajat keganasan. Ekspresi relatif mRNA MnSOD dan aktivitas spesisifik enzim MnSOD pada glioma lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan otak normal. Ekspresi relatif mRNA MnSOD tersebut meningkat bermakna sesuai dengan derajat keganasan. Namun, aktivitas spesifik enzim MnSOD pada glioma derajat tinggi lebih rendah bermakna dibandingkan glioma derajat rendah, dengan demikian terdapat ketidak sesuaian antara sintesis mRNA MnSOD dengan aktivitas spesifiknya. Terdapat korelasi positif antara mRNA MnSOD dengan kadar MDA. Kesimpulan: Kerusakan oksidatif yang terjadi pada sel glioma berhubungan bermakna dengan derajat keganasan. Tingginya mRNA dan aktivitas spesifik MnSOD pada sel glioma berhubungan dengan tingginya kerusakan oksidatif.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)