Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang melumpuhkan sistem kekebalan tubuh. Terdapat berbagai macam stigma yang beredar di masyarakat mengenai orang dengan HIV (ODHIV), stigma ini bahkan sering diterima dari lingkungan terdekat seperti keluarga dan komunitas. Usia lansia awal merupakan masa peralihan yang cukup berat karena ditandai dengan penurunan fungsi organ dan jumlah hormon pada tubuh. Dengan seluruh tantangan ini, ODHIV lansia juga merasakan hambatan psikososial yang muncul karena status HIVnya. Berkurangnya kualitas hubungan sosial dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan fisik ODHIV. Dengan ini, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran loneliness pada lansia awal dengan HIV. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Proses pengambilan data dilakukan secara luring dan daring dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan enam partisipan dengan kriteria ODHIV yang berusia 60-74 tahun, telah didiagnosa dengan HIV selama minimal dua tahun, dan tidak tinggal di panti rehabilitasi. Panduan wawancara disusun berdasarkan teori loneliness dari Peplau dan Perlman. Data yang diperoleh dianalisis secara tematik dan divalidasi melalui member checking. Dari hasil penelitian, seluruh partisipan menunjukkan adanya rasa kesepian pada kedua aspek kesepian, yaitu kesepian sosial dan kesepian emosional. Seluruh partisipan menggambarkan pengalaman kesepian di masa lansianya dengan penghayatan yang berbeda. Rasa kesepian keenam partisipan terlihat paling menonjol pada tiga indikator, yaitu merasa ditolak oleh lingkungan, memiliki sedikit teman yang dirasa cukup dekat dan bisa diandalkan, dan merasa kurang memiliki keterikatan emosional yang erat dengan keluarga, pasangan, atau teman dekat. Selain itu, terdapat beberapa partisipan yang memperlihatkan dampak kesepian berupa putus asa dan tertekan. |