Identitas sosial sebagai bagian dari konsep diri dari suatu individu menggambarkan bagaimana keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok diinternalisasikan ke dalam konsep diri individu dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi pandangan seseorang terhadap sesama anggota kelompoknya. Begitupun juga tindakan fanatisme sebagai salah satu fenomena perilaku, keberadaanya sangat mempengaruhi keberlangsungan hubungan interpersonal suatu komunitas dengan komunitas lainnya. Antara social identity dan perilaku fanatisme memiliki benang merah dalam menjunjung kelompoknya dan mengarah pada komitmen sepenuh hati dengan apa yang dianut. Identitas fandom K-Pop yang khas, ekspresif, dan reaktif menjadi sebuah kajian menarik dalam melihat hubungannya dengan perilaku fanatisme. Maka tercetuslah penelitian ini, dengan mengangkat komunitas K-Pop dari kalangan dewasa awal berusia 18-25 tahun sebagai kelompok umur yang paling representatif pada komunitas tersebut. Jumlah sampel penelitian yaitu 219 orang, yang diambil menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner alat ukur identitas sosial yang mengukur tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan evaluatif serta alat ukur fanatisme. Berdasarkan uji korelasi melalui uji non parametrik Spearman Brown, didapatkan hasil uji korelasi identitas sosial dengan fanatisme, yaitu r= .795, p=.000 (p<0.01). Dengan begitu, maka dapat disimpulkan variabel identitas sosial memiliki korelasi secara positif dengan perilaku fanatisme, yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Korelasi paling kuat ada pada identitas sosial aspek afektif dengan aspek fanatisme convictions on others. Dari uji korelasi kedua aspek tersebut, didapatkan korelasi positif dengan r-6.77 p=.00 (p<0.01). Maka, penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi identitas sosial anggota fandom K-Pop, maka semakin tinggi pula perilaku fanatisme yang ditunjukkan terhadap out groupnya |