Kemampuan membaca adalah salah satu kemampuan yang penting dimiliki siswa. Kemampuan membaca yang baik dapat memfasilitasi siswa untuk memenuhi tuntutan pendidikan. Meskipun begitu, banyak siswa Indonesia dinilai belum memiliki kemampuan pemahaman membaca yang baik berdasarkan hasil laporan asesmen membaca beberapa organisasi. Hasil asesmen menunjukkan anak Sekolah Dasar (SD) di Indonesia, mampu membaca dan menulis, namun belum bisa mengerti apa yang mereka baca. Pada anak Sekolah Dasar, kelas 3 SD, kemampuan membaca yang buruk menjadi salah satu prediktor angka putus sekolah. Perkembangan akademis anak, tidak lepas dari bibimbingan ibu. Keterlibatan ibu, yakni aktivitas yang dilakukan ibu untuk menunjang pendidikan anak masih. Penelitian ini berfokus pada keterlibatan Ibu, karena faktor budaya Indonesia yang masih mengandalkan Ibu dalam pengasuhan anak. Penelitian mengumpulkan data 119 siswa kelas 3 SD dan 113 Ibu. Penelitian menggunakan model kuantitatif, dengan desain korelasional. Penelitian ingin melihat apakah terdapat hubungan signifikan dari keterlibatan Ibu dengan kemampuan membaca siswa kelas 3 SD. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Parental Involvement Rating Scale dan Tes Kemampuan Membaca Dasar Anak SD. Teknik statistik yang digunakan adalah Spearman Brown. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara keterlibatan Ibu dengan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 3 SD (p>0.05). Namun, hasil penelitian tambahan menunjukkan domain undangan untuk terlibat dari guru, dan juga tingkat pendidikan Ibu memiliki korelasi lemah dengan kemampuan pemahaman membaca anak. Hal ini cukup berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan terdapat korelasi kecil antara keterlibatan ibu, dengan kemampuan pemahaman membaca anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan ibu, memang ternyata adalah jembatan bagi kemampuan pemahaman membaca yang baik, namun bukan merupakan prediktor utama. |