Karyawan merupakan suatu aset bagi perusahaan yang perlu dikelola agar dapat menghasilkan kualitas kerja yang baik. Salah satu cara dalam mengelola sumber daya manusia yang baik adalah dengan meminimalisir tingkat karyawan meninggalkan perusahaan atau employee turnover. Salah satu faktor penyebab yang dapat memengaruhi tingkat turnover karyawan adalah work-life balance. Dewasa ini, work-life balance telah menjadi isu yang berdampak pada perusahan-perusahan dan meliputi berbagai macam jenis pekerjaan, salah satunya karyawan di departemen Teknologi Informasi. Turnover juga telah menjadi isu yang terus memengaruhi karyawan Teknologi Informasi hingga saat ini. Selain itu, generasi Y atau umum dikenal sebagai milenial dikenal sebagai job hopper, yakni sering berpindah pekerjaan dan cenderung memiliki angka dengan turnover intention yang lebih besar dibanding generasi Baby Boomers dan X. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara work-life balance dan turnover intention dari generasi milenial yang bekerja di departemen Teknologi Informasi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Karakteristik dan sampel yang digunakan adalah generasi milenial yang bekerja di departemen Teknologi Informasi dengan batasan berupa domisili atau bekerja di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Jumlah sampel yang diperoleh 121 orang dengan menggunakan kuesioner dan teknik convenience sampling. Peneliti melakukan analisis uji normalitas, uji validitas, uji reliabilitas, uji deskriptif, dan uji korelasi. Hasil dari korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara work-life balance dan turnover intention pada generasi milenial di departemen Teknologi dan Informasi, rs = -0.568, n = 121. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi individu, maka semakin rendah intensi karyawan untuk memutuskan hubungan kerja serta bekerja di tempat lain. |