Pengaruh Tiongkok dalam segi politik dan ekonomi membawa perubahan besar bagi dunia, begitu pula bagi individu-individu yang mengidentifikasi diri sebagai keturunan etnis Tionghoa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kemajuan Tiongkok 45 tahun terakhir memengaruhi identitas sosial etnis Tionghoa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif- deskriptif, serta desain penelitian thematic analysis. Wawancara dilakukan pada 2 partisipan generasi muda berusia 20an dan 2 partisipan generasi yang lebih tua berusia 40an yang lahir dan dibesarkan di Jakarta. Dua jenis generasi dipilih untuk melihat perbedaan identitas sosial antar-generasi yang mengalami era Orde Baru yang mengekang praktik kultural dan menuntut asimilasi, dengan generasi pasca-reformasi yang lebih demokratis dan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan identitas sosial etnis Tionghoa banyak dipengaruhi faktor internal didukung kemajuan Tiongkok sebagai faktor eksternal. Dampak kemajuan Tiongkok terhadap etnis Tionghoa di Indonesia yang berusia 40 tahun keatas lebih terlihat pada pemanfaatan politik dan ekonomi Tiongkok dalam bidang kerja mereka, sementara masih memegang budaya Tionghoa tradisional yang dipelajari sejak kecil dalam implementasi sehari-hari, sedangkan generasi muda sangat terpengaruh lingkungan sekitarnya. Bahasa Mandarin bukan indikator utama etnis Tionghoa-Indonesia namun melekat sebagai salah satu bentuk budaya. Generasi yang lebih tua belum menguasai Bahasa Mandarin, berharap generasi muda memiliki minat untuk belajar bahasa dan budaya Tionghoa, serta menyarankan organisasi etnis Tionghoa yang ada di Indonesia untuk membantu memperkenalkan budaya Tionghoa sambil mewadahi talenta generasi muda. Sebaliknya, generasi muda yang memiliki kesempatan belajar secara bebas memandangnya sebagai kewajiban. Temuan menunjukkan pengaruh kemajuan Tiongkok berbeda pada generasi, tergantung keadaan sosio-politik yang dialami di Indonesia. |