Keadaan hiperglikemia dapat menyebabkan neurotoksisitas yang diinduksi glukosa. Salah satu tanaman yang terkenal dengan aktivitas neuroprotektifnya adalah biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dan konstituen utamanya, timokuinon. Ekspresi gen BDNF dan GDNF berperan penting pada fungsi kognitif, proses memori, dan neurogenesis. Sementara itu, G6PD dapat berperan dalam menurunkan efek stres oksidatif pada sel neuron. Penelitian efek biji jintan hitam, terutama yang berasal dari Indonesia, pada kedua mekanisme ini belum ditemukan dari studi manapun. Kadar timokuinon dalam ekstrak dikuantifikasi menggunakan RP-HPLC dan timokuinon murni digunakan sebagai senyawa pembanding. Penelitian utama menguji aktivitas neuroprotektif ekstrak biji jintan hitam asli Indonesia terhadap sel HT22 yang diinduksi glukosa. Sel HT22 diberi praperlakuan senyawa murni timokuinon, ekstrak fase metanol dan ekstrak fase n-heksana biji jintan hitam dan viabilitas sel diamati. RNA sel diisolasi untuk menginvestigasi ekspresi gen BDNF dan GDNF menggunakan RT-qPCR. Secara terpisah, sel yang telah diberi perlakuan seperti pada uji sebelumnya diuji aktivitas G6PD. Pengujian RP-HPLC menunjukkan keberadaan timokuinon dalam ekstrak biji jintan hitam asli Indonesia dengan konsentrasi 0,224 ± 0,061% pada fase metanol dan 0,329 ± 0,002% pada fase n-heksana. Ekstrak biji jintan hitam dan timokuinon menunjukkan efek neuroprotektif yang signifikan (p < 0.05) pada sel HT22 yang diinduksi glukosa. Ekstrak fase metanol menunjukkan hasil yang signifikan dalam memodulasi ekspresi gen GDNF dan BDNF. Sementara kedua fase ekstrak pada konsentrasi 30 µg/mL mampu meningkatkan aktivitas G6PD secara signifikan dibandingkan sel tanpa perlakuan. Hal ini membuka kemungkinan adanya aktivitas neuroprotektif senyawa dalam biji jintan hitam melalui ekspresi gen BDNF dan GDNF dan modulasi aktivitas G6PD. |