Madu Kelulut adalah madu khas Kalimantan Barat, Indonesia. Pada dasarnya, madu memiliki aktivitas antibakteri yang baik. Adapun faktor yang mendukung madu sebagai antibakteri adalah kadar air yang rendah, kadar gula yang tinggi, hidrogen peroksida, keasaman, dan non-peroksida. Penelitian terkait dengan Madu Kelulut, terutama yang berasal dari Kalimantan Barat, masih terbatas dibandingkan dengan madu lainnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri Madu Kelulut terhadap 12 bakteri patogen. Madu Kelulut yang digunakan dalam uji diekstraksi terlebih dahulu menggunakan etil asetat. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode mikrodilusi. Sampel yang digunakan untuk uji adalah ekstrak etil asetat dan Madu Kelulut. Hasil uji diinterpretasikan dengan nilai MIC dan MBC. Madu Kelulut dan fraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri dengan nilai MIC secara berturut-turut 3.13% - 6.25% (v/v) dan 2.5-5 mg/mL(v/v), sedangkan nilai MBC yang didapatkan secara berturut turut 6.25 % - 12.5% (v/v) dan 5-10 mg/mL. Hasil aktivitas antibakteri ini didukung dengan uji fisikokimia Madu Kelulut, yaitu uji pH, uji warna, uji kandungan fenolik total, uji brix, dan uji antioksidan. Selain itu, dilakukan analisis sampel dengan menggunakan Fourier Transform Infrared – Attenuated Total Reflection (ATR-FTIR). Spektra Madu Kelulut dan fraksi dapat dibagi menjadi 5 area, yaitu antara 2800-3000 cm-1, 1600-1700 cm-1, 1175-1540 cm-1, 940-1175 cm-1, dan 700-940 cm-1. |