Pada tahun keempat, mahasiswa dihadapkan dengan skripsi. Selama pengerjaan skripsi, mahasiswa dapat menghadapi berbagai hambatan seperti kesulitan menentukan judul, sedikitnya referensi, kurangnya waktu, demotivasi, dan lain-lain. Masalah-masalah yang ada dapat menimbulkan psychological distress. Apabila psychological distress tidak diatasi, maka akan timbul berbagai dampak negatif seperti gangguan tidur, buruknya perawatan diri, rendahnya kepercayaan diri, bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, diperlukan self-compassion untuk mengatasi psychological distress yang dirasakan. Dalam konteks mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, self-compassion diperlukan agar mereka dapat menghadapi masalah dan memiliki keadaan emosi yang seimbang. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apabila self-compassion dapat memprediksi psychological distress pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi secara signifikan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 311 mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dan diperoleh dengan teknik sampling non-probability, yaitu convenience sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah Skala Welas Diri (SWD) dan Kessler Psychological Distress Scale (K10). Seusai pengumpulan data, dilakukan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-compassion dapat memprediksi psychological distress secara signifikan (F(1,309)=150.087, p<.001) dengan kontribusi sebesar 32,7%. Pada analisis tambahan, diketahui bahwa terdapat korelasi yang signifikan pada lima aspek self-compassion dengan psychological distress. Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui bahwa self-compassion dapat digunakan sebagai strategi koping dan strategi pengaturan emosi bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Oleh karena itu, praktisi kesehatan mental dapat menyusun intervensi self-compassion untuk para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. |