Latar Belakang : Peralihan mahasiswa Kedokteran dari kehidupan Sekolah Menengah Atas ke dunia perkuliahan mengharuskan mereka beradaptasi. Gagalnya proses adaptasi ini dapat menyebabkan terjadinya stres. Stres memiliki kecenderungan untuk menyebabkan seseorang mengalami ketergantungan zat adiktif, yang paling umum diantara anak muda adalah kafein.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara stres dengan ketergantungan kafein, penyebab stres paling banyak, dan dampak dari mengonsumsi kafein pada mahasiswa preklinik program studi kedokteran FKIK UAJ.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik potong lintang. Responden penelitian ini adalah mahasiswa FKIK UAJ angkatan 2020 – 2022. Pengambilan data diambil pada bulan Maret – April 2023 menggunakan Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) dan The Caffeine Expectation Questionnaire (CaffEQ) dalam Bahasa Inggris. Hubungan antara dua variabel diuji menggunakan uji chi square.
Hasil : Variabel yang diuji adalah ketergantungan kafein dengan setiap domain stresor. Pada domain stresor IRS (p=0,000), TLRS (p=0,003), SRS (p=0,021), dan GARS (p=0,003) memiliki nilai p < 0,05 dengan ketergantungan kafein. Pada domain stresor ARS (p=0,080) dan DRS (p=0,056) memiliki nilai p > 0,05 dengan ketergantungan kafein. Kafein yang dikonsumsi paling banyak dalam bentuk kopi (74,4%) dan didapatkan 63% responden tidak mengalami ketergantungan kafein dan 37% responden mengalami ketergantungan kafein.
Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara stres oleh domain stresor IRS, TLRS, SRS, dan GARS dengan ketergantungan kafein pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ. Tidak terdapat hubungan bermakna antara stres oleh domain stresor ARS dan DRS dengan ketergantungan kafein pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ. |