| Pada Penelitian ini. Kasa dibuat dengan metode electrospinning untuk menghasilkan kasa berukuran besar, tipis, dan berserat. Kasa hasil electrospinning kemudian ditaut silang dengan menggunakan CaCl2 untuk memberikan ikatan ionik agar kasa tidak larut air. Sifat kasa dianalisis melalui uji lipat, analisis gugus fungsi, swelling ratio, dan karakterisasi sifat halokromik. Pengujian in vivo juga dilakukan terhadap hewan untuk menguji kemampuan kasa sebagai indikator penyembuhan luka. Analisis gugus fungsi menunjukkan gugus fungsi dan interaksi antara kitosan, ChGA, PVA, dan ChGA/PVA/AKU. Hasil uji lipat menunjukkan fleksibilitas luar biasa dengan >300 lipatan, baik pada kasa komersil ataupun kasa hasil electrospinning. Dibandingakn dengan kasa komersial, swelling ratio kasa ChGA/PVA/AKU lebih rendah. Namun bukan menjadi hambatan karena kapasitas absorpsi kedua kasa yang mampu menyerap volume eksudat per hari dari luka kronis. Kasa ChGA/PVA/AKU memiliki kemampuan untuk menunjukkan perubahan warna saat terkena luka, yang ditunjukkan dengan perubahan warna kasa dari ungu menjadi kehijauan. Kasa ini juga dapat menghalangi sinar UV dan sinar tampak berdasarkan transmitansi kasa terhadap sinar pada panjang gelombang 200-800 nm. Pengujian secara in vivo terhadap mencit menunjukkan terjadinya penurunan luas luka yang lebih besar pada proses penyembuhan, meskipun tidak signifikan terhadap kasa komersial. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menghasilkan kasa yang dapat mendeteksi warna sesuai lingkungan pH dan berpotensi membantu penyembuhan luka. |