Latar Belakang : Astenopia atau yang dikenal dengan mata lelah merupakan kelelahan okular atau ketegangan yang terjadi pada mata akibat penggunaan otot mata secara berlebih. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi astenopia salah satunya adalah kualitas tidur. Tidur yang tidak adekuat dapat mengakibatkan seseorang mudah lelah, salah satunya berefek pada mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kualitas tidur dengan kejadian astenopia pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan total 70 responden mahasiswa preklinik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan dilakukan secara Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index dan 17-item Asthenopia Survey Questionnaire. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil : Empat puluh tiga responden (61,4%) menyatakan memilki kualitas tidur buruk. Sepuluh responden (14,3%%) dinyatakan memiliki astenopia. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara kualitas tidur dengan astenopia dengan nilai p value sebesar 0,076 (p value>0,05). Hasil uji statistik juga menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara kejadian astenopia dengan faktor usia (p=0,194), BMI (p=0,085), penggunaan perangkat elektronik (p=0,549), gangguan refraksi (p=0,326), kafein atau alkohol (p=0,730) dan merokok (p=0,375). Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan kualitas tidur dengan kejadian astenopia pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. |