Penuaan menyebabkan berkurangnya massa otot rangka secara progresif disebut sarkopenia. Penatalaksanaan sarkopenia dengan latihan fisik, nutrisi dan hormonal, namun tatalaksana tersebut kurang optimal sehingga dilakukan penelitian menggunakan sel punca maupun conditioning media sel punca (sekretom). Desain penelitian studi eksperimental, in vivo, dilaksanakan di laboratorium terpadu FKIK Unika Atma Jaya Jakarta menggunakan 22 ekor tikus Sprague dawley, Jantan, usia 6-12 minggu, 200-350 gram. Sebelas tikus diinjeksi D-galaktosa 300 mg/kg/hari intraperitoneal (G-ip) selama 7 hari. sisa 11 tikus diinjeksi NaCl 0,9% i.p. (N-ip). Sebelas ekor tikus G-ip, 6 ekor tikus diinjeksi sekretom intra muskuler (S-im) pada kaki kanan dan sisanya 5 ekor tikus diinjeksi NaCl 0,9% i.m (N-im). Injeksi yang sama dilakukan pada 11 tikus yang mendapatkan injeksi NaCl 0,9% i.p. Evaluasi pengukuran berat badan, diameter otot Gastrocnemius, Elisa darah CRP, SOD dan VEGF dibandingkan hari ke-21 dengan hari ke-0 untuk melihat efek penyuntikan sekretom. Pada analisa hari ke-21, injeksi sekretom meningkatkan berat badan pada kelompok N-ip+S-im (p=0,003) dan peningkatan diameter Gastrocnemius kanan pada kelompok G-ip + S-im (p=0,015). Dibandingkan kelompok kontrol ( NaCl ip + NaCl i.m) didapatkan penurunan CRP bermakna pada kelompok N-ip+S-im (p=0,005) dan G-ip+S-im (0,003) Didapatkan juga peningkatan SOD pada kelompok N-ip+ S-im (p=0,025) serta peningkatan VEGF secara bermakna kelompok N-ip+ S-im ( p = 0,014) dan G-ip + S-i.m ( p= 0,008) .. Simpulan: Sekretom i.m meningkatkan berat badan, diameter Gastrocnemius, menurukan inflamasi (CRP) dan dapat meningkatkan SOD mengkatalisa stres oksidatif dan angiogenesis. |