Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan salah satu rempah nusantara yang populer digunakan sebagai bahan pangan maupun obat-obatan, dan Indonesia sendiri termasuk salah satu negara pengekspor kayu manis. Sayangnya, nilai ekonomi dari rempah ini masih rendah, karena dijual dalam bentuk simplisia kering dan bukan dalam bentuk komoditi produk jadi. Kondisi pandemi COVID-19 saat ini memaksa masyarakat untuk tetap hidup sehat agar terhindar dari infeksi. Salah satunya, dengan menerapkan diet pangan imunitas dan konsumsi suplemen kesehatan kaya antioksidan. Rempah kayu manis dapat dijadikan salah satu alternatif pangan imunitas dan senyawaan aktif dalam rempah ini dapat diaplikasikan sebagai ingredien fungsional untuk kesehatan. Dalam penelitian ini, rempah kayu manis dikonsentratkan dalam bentuk ekstrak etanol dengan cara maserasi kinetik dan diuji profil senyawa aktifnya dengan kromatografi gas spektroskopi masa. Selanjutnya, ekstrak rempah diuji efikasi fungsionalnya melalui 3 sistem analisis, meliputi aktivitas antioksidan, inhibisi enzim a-glukosidase, dan inhibisi enzim lipase. Data profil kromatogram memperlihatkan bahwa ekstrak etanol kayu manis kaya akan senyawaan sinamaldehida ( 15%), yang merupakan jenis minyak atsiri utama dalam kayu manis. Ekstrak rempah ini memiliki potensi aktivitas antioksidan sekitar 65% dan mampu menghambat aktivitas enzim a-glukosidase hingga 61%. Namun, ekstrak rempah kayu manis tidak efektif menghambat aktivitas lipase. Berdasarkan data ini, ekstrak kayu manis dapat diaplikasikan sebagai kandidat ingredien fungsional dengan efikasi sebagai agen antioksidan dan inhibitor enzim aglukosidase untuk strategi proteksi imunitas tubuh. |