Media sosial merupakan salah satu sarana dalam penerimaan dan penyebaran informasi. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, saat ini pengguna media sosial khususnya warganet bisa aktif berinteraksi dengan menanggapi informasi atau konten yang mereka dapatkan di media sosial. Disney mengunggah video official teaser trailer film The Little Mermaid di media sosial resmi mereka yakni YouTube, Instagram dan Twitter. Unggahan tersebut memunculkan berbagai reaksi dari warganet hingga menimbulkan kontroversi di kalangan warganet. Hal tersebut dikarenakan oleh perbedaan representasi Ariel di film The Little Mermaid versi live action (2023) dengan versi kartun atau orisinal (1989). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapat warganet terkait perbedaan representasi Ariel di film The Little Mermaid serta menganalisis pendapat warganet terkait citra Disney dan film The Little Mermaid. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yaitu media sosial, representasi, citra dan semiotika. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode analisis semiotika dari Ferdinand de Saussure. Peneliti mengambil tiga komentar dari masing-masing media sosial lalu dianalisis dengan metode analisis semiotika Saussure yang berfokus pada signifier dan signified. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan representasi Ariel antara film The Little Mermaid versi live action dengan versi orisinal atau kartun yang terlihat dari ciri fisik yaitu perbedaan warna kulit, warna dan tekstur rambut, warna mata, hingga perbedaan ras (2) warganet memberikan reaksi berupa like, dislike, share dan comment. Reaksi warganet mengandung makna negatif, positif, kritik dan sarkastik. Akan tetapi, mayoritas dari reaksi warganet bermakna negatif (3) citra yang berlaku untuk Disney dan film The Little Mermaid versi live action (2023) bersifat negatif (4) warganet pada setiap media sosial memiliki karakteristik yang berbeda dalam berkomentar. |