Berdasarkan Gallup (2022), pada tahun 2020, stress yang dialami oleh pekerja mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Pada tahun 2021, persentase ini semakin tinggi. Ketika karyawan terlibat dan berkembang, mereka mengalami lebih sedikit stres, kemarahan, dan masalah kesehatan. Namun demikian, secara global, hanya 9 persen karyawan yang berada dalam kategori berkembang dan terlibat, sementara mayoritas (57 persen) karyawan dunia tidak terlibat dan tidak berkembang. Penelitian ini ingin mengetahui tingkat Psychological Well-Being (PWB), gambaran persebaran berdasarkan dimensi, perbedaan pada variabel demografi dan gambaran tingkat PWB yang tinggi dan rendah akibat perubahan pola kerja selama pandemi di Head Office PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN). Penelitian menggunakan pendekatan Mixed Method Research dengan teknik Sequential Explanatory Design. Penelitian kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat PWB dan melihat persebaran berdasarkan aspek dan variabel demografi. Sedangkan penelitian lanjutan kualitatif digunakan untuk menggali gambaran mengenai psychological well-being karyawan yang disebabkan oleh perubahan pola kerja. Karakteristik sampel adalah karyawan di Head Office PT. TMMIN yang sedang melakukan WFH. Besar sampel adalah 100 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan untuk pendekatan kuantitatif adalah statistik deskriptif, independent sample T-Test dan ANOVA One Way, sedangkan untuk pendekatan kualitatif menggunakan Thematic Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum karyawan di Head Office PT. TMMIN memiliki tingkat PWB yang tinggi. Berdasarkan uji perbandingan rerata dimensi, dimensi Self-Acceptance memiliki nilai tertinggi dan dimensi Positive Relations with Co-Worker memiliki nilai terendah. Variabel demografi tidak memiliki pengaruh terhadap nilai PWB. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian populatif, maka besar sampel dan keterwakilan sampel dengan divisi di Head Office. Namun terdapat keterbatasan dalam pengumpulan sampel berkaitan dengan kesepakatan dengan organisasi. Saran kedepannya adalah untuk memastikan prosedur pengumpulan yang lebih sistematis. |