Adanya pandemi Covid-19 membuat terjadinya transisi proses pembelajaran dari tatap muka ke daring. Transisi ini membuat pihak guru dewasa madya mengalami kesulitan. Di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi oleh para guru dewasa madya, diperlukannya membangun emosi positif yang salah satunya adalah dengan membangun rasa syukur (gratitude). Gratitude merupakan emosi positif yang mengacu pada orientasi hidup yang berfokus pada menghargai hal-hal positif serta memiliki tiga dimensi berupa sense of abundance, appreciation of simple pleasure, appreciation of others (Watkins, Woodward, Stone & Kolts, 2003). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peranan gratitude pada guru dewasa madya selama PJJ daring berlangsung serta mengetahui gambaran dimensi gratitude yang timbul pada guru dewasa madya selama PJJ daring berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara semi-terstruktur dan mengambil empat partisipan yang merupakan guru berusia dewasa madya di SMP “X” juga dengan menggunakan teknik sampling berupa purposive convenience sampling. Lalu, teknik analisis data yang digunakan berupa strategi analisis data tematik deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat partisipan, terdapat satu partisipan yang dimensi sense of abundancenya tidak terlihat, sedangkan pada partisipan lainnya terlihat namun tidak begitu kuat. Dari keempat partisipan, dimensi yang tampak kuat terlihat adalah dimensi appreciation of others dan appreciation of simple pleasure. Terdapat faktor pemicu timbulnya gratitude berupa makna hidup (meaningful life), kesejahteraan subjektif (subjective well-being), resiliensi, kesejahteraan mental (spiritual well-being), dan kebahagiaan (happiness) (Rahmat, Nurmalasari, Annisa, Hidayat, Fitriyani, & Pernanda, 2022). |