Latar Belakang: Pemerintah Indonesia berupaya untuk menurunkan angka penyebaran COVID-19 melalui pemberian vaksin Sinovac. Tidur memiliki peran penting pada berbagai fungsi sistem imun, termasuk di dalamnya pembentukan antibodi setelah vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya perbedaan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan kualitas tidur terhadap kadar antibodi IgG SARS-CoV-2 pada penerima vaksin COVID-19 Sinovac kedua.
Metode: Penelitian potong lintang pada penerima vaksin COVID-19 Sinovac pada tahun 2021 di Jakarta ini menggunakan data sekunder dari alat ukur berupa karakteristik responden (jenis kelamin dan usia), kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan kadar antibodi IgG SARS-CoV-2. Responden dengan hasil serologi non-reaktif terhadap COVID-19 sebelum vaksinasi pertama diinklusi, sedangkan responden dengan data yang tidak lengkap dieksklusi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Mann-Whitney dan Kruskall-Wallis.
Hasil: Terdapat 54 responden, 68,5% responden laki-laki, 31,5% responden perempuan, 27,78% responden terdapat di rentang usia 36-45 tahun. Sebanyak 51,9% dengan kualitas tidur buruk, dan 48,1% dengan kualitas tidur baik. Rerata kadar antibodi IgG SARS-CoV-2 pada penerima vaksin COVID-19 kedua adalah 163,72 ± 97,53 unit/mL. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar antibodi IgG SARS-CoV-2 yang signifikan berdasarkan jenis kelamin (p=0,661) ataupun usia (p=0,154), namun terdapat perbedaan kadar antibodi IgG SARS-CoV-2 yang signifikan berdasarkan kualitas tidur pada penerima vaksin COVID-19 Sinovac kedua (p=0,036).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan berdasarkan kualitas tidur terhadap kadar antibodi IgG SARS-CoV-2 yang signifikan namun tidak signifikan berdasarkan jenis kelamin dan usia pada penerima vaksin COVID-19 Sinovac kedua. |