Latar Belakang: Sindrom mata kering dapat dicetuskan oleh berbagai hal diantaranya adalah kualitas tidur. Penelitian ini bermaksud menelaah ada tidaknya hubungan antara kualitas tidur dengan kejadian sindrom mata kering pada mahasiswa kedokteran di Jakarta. Banyaknya kasus sindrom mata kering dan kebiasaan mahasiswa kedokteran yang memiliki kualitas tidur yang buruk menjadi alasan untuk dilakukannya penelitian ini. Tujuan: Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur terhadap sindrom mata kering pada mahasiswa program studi kedokteran FKIK Unika Atma Jaya Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang melibatkan mahasiswa program studi kedokteran FKIK Unika Atma Jaya sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner melalui google form. Proses penilaian sindrom mata kering dilakukan berdasarkan ocular surface disease index (OSDI) dan kualitas tidur dilakukan berdasarkan dengan Pittsburgh Sleep Quality Index. Hasil: Terdapat seratus lima puluh sembilan mahasiswa yang masuk dalam kriteria inklusi dan bersedia terlibat sebagai responden dalam penelitian ini. Sindrom Mata Kering (SMK) yang ditandai dengan skor OSDI >12 didapat pada 70.4% (112/159). SMK ringan merupakan kondisi dominan (35.8%) diikuti dengan SMK sedang dan berat yaitu 21.4% dan 13.2%. Kualitas tidur buruk didapat pada sebagian besar (69.8%) mahasiswa responden. Terdapat hubungan bermakna antara sindrom mata kering dan kualitas tidur pada penelitian ini (P=0.023). Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara kualitas tidur terhadap sindrom mata kering pada mahasiswa program studi kedokteran FKIK Unika Atma Jaya Kata Kunci: Kualitas tidur, sindrom mata kering, mahasiswa kedokteran |