Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu permasalahan yang sering dijumpai di masyarakat. ISPA diakibatkan oleh virus dan bakteri sehingga mudah menyebar. ISPA dapat menyerang berbagai macam golongan usia, mulai dari usia balita, anak, maupun dewasa. Beberapa golongan obat seperti antibiotik, kortikosteroid, vitamin, dan obat simptomatik digunakan untuk mengobati ISPA. Tetapi timbul permasalahan penggunaan obat-obatan yang kurang sesuai sehingga menimbulkan kunjungan ulang pasien untuk berobat lagi pada layanan kesehatan primer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui profil pengobatan ISPA dan hubungannya dengan kunjungan ulang pada pasien ISPA di Klinik A, Kediri, Jawa Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non-random berupa whole population sampling pada penderita ISPA yang datang ke Klinik A pada periode bulan Januari hingga Maret 2021. Didapatkan sebanyak 127 responden dengan usia >18 tahun. Kemudian dari data rekam medis, dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Didapatkan sebanyak 65,5% responden dengan usia >18 tahun, 50,4% dengan obesitas, 14,2% dengan komorbid. Sebanyak 20,5% menggunakan antibiotik, 35,4% menggunakan kortikosteroid, 100% menggunakan obat simtomatik, dan 52,8% menggunakan vitamin. 17,6% pasien yang didiganosis ISPA menggunakan antibiotik, diikuti faringitis 26,7%, sinusitis 25%, common cold 15%, dan tonsilofaringitis akut 100%. Sebesar 10,2% melakukan kunjungan ulang 2 dan 6,3% melakukan kunjungan ulang >2. Uji Chi Square menunjukan tidak ada hubungan kunjungan ulang dengan penggunaan kortikosteroid (p=0,201), kunjungan ulang dengan vitamin (p=0,162). Dengan uji Fisher Exact, terdapat hubungan signifikan antara kunjungan ulang dengan penggunaan antibiotik (p=0.014). Kesimpulan: Terdapat beberapa pasien melakukan kunjungan ulang untuk pengobatan dan dari profil pengobatan pasien, antibiotik ternyata memiliki pengaruh terhadap kunjungan ulang pasien di klinik A, Jawa Timur. |