Latar Belakang. Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif kronik progresif yang ditandai dengan hilangnya sel (neuron) dopaminergik pada bagian substansia nigra pars kompakta (SNpc). Tujuan penelitian ini adalah melihat apakah ada efek neuroprotektif pada neurobehaviour spesifik pada penurunan tingkat kecemasan yang merupakan salah satu gejala non-motorik penyakit Parkinson, dari sekretom MSC (Medicinal Signaling Cells) yang diberikan pada tikus model penyakit Parkinson yang diinduksi dengan rotenone. Metode. Penelitian eksperimental ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan Laboratorium Hewan V-Stem di Bogor. Hewan coba menggunakan tikus Sprague-Dawley yang akan dibagi menjadi 3 kelompok uji, yaitu Sham control, Rotenone (+) Sekretom (-), dan Rotenone (+) Sekretom (+). Berat badan ditimbang setiap hari selama penelitian, uji neurobehavioral (uji Elevated Plus Maze dan uji Light/Dark Box) diukur setiap hari ke-1, 4, dan 7. Perbedaan signifikan bila nilai p < 0,05. Hasil dan Pembahasan. Terdapat penurunan berat badan yang signifikan pada hari ke-5 hingga ke-8 pada kelompok Rotenone (+) Sekretom (-) jika dibandingkan dengan kelompok Sham Control (p = 0,035; p = 0,001; p = 0,005; p = 0,014). Terdapat perbedaan yang signifikan pada hari ke-4 uji light/dark box antara kelompok Rotenone (+) Sekretom (-) dan Rotenone (+) Sekretom (+) (p = 0.020). Kesimpulan. Pemberian sekretom MSC dapat menghambat peningkatan kecemasan yang merupakan gangguan neurobehavioral pada model penyakit Parkinson sehingga merupakan modalitas tatalaksana yang memiliki prospek menjanjikan. |